Sabtu, 28 Juni 2014

Briket Bioarang

Tahun 2013 saya pernah membuat penelitian tentang perbandingan briket yang tebuat dari campuran ampas kelapa dan kulit singkong. Kali ini saya hanya berbagi proses pembuatan briket bioarangnya saja tidak membahas materi penelitian saya. 

Kenapa memilih ampas kelapa dan kulit singkong ?
Untuk ampas kelapa karena sekarang di pasar sudah banyak alat penyerut kelapa sekaligus pembuatan santan sehingga banyak konsumen hanya membeli santannya dan meninggalkan ampas kelapanya di bedagang kelapa parut. Untuk kulit singkong karena banyaknya pedagang skala rumahan yang membuat jajanan yang terbuat dari singkong seperti keripik singkong, getuk dan aneka goreangan yang terbuat dari singkong, membuat sampah kulit singkong mudah untuk ditemui di area pemukiman.

Hal lainnya karena kandungan minyak di dalam ampas kelapa berkisar 12,5-15,9 % sehingga potensi besar untuk digunakan sebagai sumber karbon (C) dalam pembakaran bahan bakar menurut Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma. Sedangkan untuk kulit mepunyai kerapatan yang baik, resentase jumlah limbah kulit bagian luar sebesar 0,5 – 2 % dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8 – 15 %. Berdasarkan alasan tersebut, saya merasa cocok bila kedua sampah organik tersebut bila dicampur kemudian dibuat menjadi briket bioarang sebagai energi alternatif.

Bahan :
1. Ampas kelapa 200 gram
2. Kulit Singkong 200 gram
3. Tepung Kanji 25 gram
4. Air 340 ml
*untuk sampah organik yang digunakan bebas, sesuai dengan keinginan dan sampah organik yang tersedia disekitar kita.

Alat :
1. Kaleng (tungku pembakaran berupa kaleng yang digunakan untuk proses karbonisasi atau pengarangan
2. Korek api
3. Batang pengaduk
4. Wadah (baskom)
5. Timbangan
6. Alu dan lesung (penumbuk)
7. Saringan menggunakan ukuran 30 mesh
8. Cetakan briket (pipa pvc) dengan diameter 3,75 cm dan tinggi 5 cm

Cara membuatnya :

1. Penjemuran sampah organik
Kedua bahan dijemur dibawah sinar matahari, untuk ampas kelapa selama 3 hari dan untuk kulit singkong 7 hari.
Ampas Kelapa

 Kulit Singkong

2. Penimbangan sampah organik
Timbang ampas kelapa dan kulit singkong masing-masing seberat 400 gram pada setiap bahannya.

Penimbangan ampas kelapa

3. Proses pengarangan sampah organik
A.Sampah organik yang sudah kering dimasukkan ke dalam tungku pembakaran secara terpisah. masukkan kertas yang sudah disulit dengan api supaya ampas kelapa dan kulit singkong mudah terbakar.

Pemakaran Sampah Organik

 B. Tutup tungku dan beri sedikit celah untuk keluarnya asap pembakaran. Sesekali boleh dibuka sambil mengaduk sampah agar menjadi arang secara merata.

Sedang terjadi proses pengarangan

C. Hasil pengarangan
Hasil pengarang yang bagus yaitu yang berwarna hitam dan tidak ada yang menjadi abu.

Hasil pengarangan dalam tungku

Hasil tepung arang ampas kelapa dan kulit singkong


4. Penyamaan ukuran
A.Penumbukan tepung arang dengan alu (tumbukan) supaya semua tepung arang menjadi lebih halus

Penumbukan tepung arang

B. Penyaringan tepung arang setelah ditumbuk, bertujuan untuk menyamakan ukuran tepung arang dan mencegah adanya kotoran atau arang yang lebih besar ikut tercampur, karena akan menurunkan kualitas.

Penyaringan tepung arang


5. Pembuatan campuran briket
A. Membuat perekat yang terbuat dari tepung tapioka di campur dengan air hangat.

Perekat tapioka

B. Campurkan perekat tapioka dan tepung arang sengan perbandingan 1 : 9

Tepung arang yang telah dicampur perekat

6. Pencetakan briket
A. Campuran briket yang telah tercampur dimasukkan ke dalam cetakan yang berbentuk silinder dengan diameter 3,75 cm dan tinggi 5 cm. Beri beban diatas cetakan agar briket yang dihasilkan menjadi lebih padat.

Alat pencetak (Pipa PVC)

B. Keluarkan briket dari cetakan dengan cara mendorongnya menggunakan kayu yang mempunyai diameter yang mapir sama dengan cetakan.

Hasil cetakan briket

7. Pengeringan briket
A. Briket kemudian dikeringkan di bawah panas matahari langsung selama 4 hari.

Pengeringa/ penjemuran briket

 B. Bila dirasa kondisi panas matahari sedang kurang, briket dapat dikeringkan dengan menggunakan oven.

Pengeringan briket di dalam oven

C. Bila briket sudah kering, briket bisa langsung digunakan atau disimpan untuk persedian bahan bakar.

Pengemasan briket


8. Pengujian briket
A. Siapakan tungku pembakaran dan susun briket sedemikian rupa
Persiapan pembakaran

B. Briket yang sudah tersusun kemudian disulut dengan api, bila dirasa kesulitan untuk menyala dapat dibantu dengan penambahan kertas untuk pemancing api.

 Proses pembakaran briket

C. Briket yang sudah menyala dapat digunakan untuk aktifitas memasak misalnya saja merebus air hingga mendidih.
Air yang mendidih menggunakan briket

D. Api briket akan mampu menyala sekitar 50 sampai 100 menit (tanpa minyak tanah) hingga menjadi abu.
Abu sisa pembakaran briket

Berikut video saat uji coba pembakaran briket untuk merebus air.




Sedikit ilmu yang saya punya semoga bermanfaat bagi anda yang membacanya. ^_^
Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar