Sudah

Kawan... Aku mundur

Tidak semestinya

Tidak ada yang ingin terpilih, karna semestinya memang dia, aku dan kau bukan pilihan. Jadi yang terbaik pun bukan pencapaian. Dia, aku dan kau nyatanya bukan sedang berkompetisi.

Kalian hanya tergoda jalur yang begitu kosong, seakan dia dan kau akan sampai finish dengan mudah.

Tapi maaf ini bukan jalur perlombaan. Sekali lagi, ini bukan perlombaan.

Masih terlalu

Aku masih trauma, masih terlalu sering muncul kata "kalau nanti..., bagaimana ?" dibenakku.
Aku terlalu takut untuk mencoba lagi.
Masih terlalu takut untuk sakit lagi dan ditinggal lagi.

Suara dalam diam

Begitulah yang namanya sahabat pasti GALAK , ujar seorang sahabat lain.

Orang yang bilang mencinta
Diam tidak menegur
Diam membiarkan keburukan
Bersuara memberi dukungan

Orang yang hati mencinta
Berteriak menegur
Mencaci maki untuk sebuah kesalahan
Menghadang di baris terdepan

Hilang rasa

"Rasa" dimulut ku kali ini beda, Cenderung "hambar" agak "kecut".
Bukannya aku sudah membeli "gula" kemarin ?
Mungkin aku lupa "memasukkannya" atau aku lupa "mengaduknya?"

Boleh ?

Kalau besok aku ingin bilang "selesai", apa boleh ?
Tenang, aku masih ingat apa yang harus aku selesaikan.

Nolak - Lakon

Penolakan...
Lalu kapan dan apa yang tidak kau tolak ?

Hai kalian...

Satu organ yang sepasang
Kuat-kuat ya kalian
Kalian harus kerja lebih kuat
Maaf merepotkan kalian

Simpan energi

Ku lihat dari kejauhan rasanya harus berlari untuk mengejarnya
Setengah perjalan baru ku tanyakan pada diriku "sia-sia kah lari ku ini ?"
Harusnya aku tidak perlu berlari sejauh ini bahkan sejauh itu
Karna seharusnya tujuan ku hanya sampai tengah saja
Setengahnya ???
Orang diujung sana yang harusnya juga berlari menuju titik tengah
Ku sudahi lari ku ini
Aku tidak berhenti
Aku hanya mengurangi energi ku
ya, Aku Berjalan...

Tidak pada mestinya

Waktu semakin berkurang
Daya semakin melemah
Jiwa yang tidak pada raganya